Menjaga kelestarian seni budaya dan prakarya di era digital merupakan tantangan yang tidak bisa dianggap remeh. Dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat, banyak orang khawatir bahwa nilai-nilai budaya dan seni tradisional akan tergerus oleh arus digitalisasi. Namun, sebenarnya kita bisa menjaga kelestarian ini dengan cara yang tepat dan bijaksana.
Menurut Dr. Kadek Sonia Piscayanti, seorang pakar seni budaya dari Universitas Udayana, menjaga kelestarian seni budaya dan prakarya di era digital memerlukan kolaborasi antara generasi muda dan generasi tua. “Generasi muda perlu memahami dan menghargai warisan budaya yang telah ada sejak dahulu, sementara generasi tua perlu terbuka terhadap teknologi digital dan beradaptasi dengan zaman,” ujarnya.
Salah satu cara untuk menjaga kelestarian seni budaya dan prakarya di era digital adalah dengan memanfaatkan platform online sebagai sarana untuk mempromosikan dan melestarikan karya seni dan budaya. Menurut Yani Mulyani, seorang seniman dan pendiri komunitas seni digital, “Dengan memanfaatkan media sosial dan situs web, kita bisa menjangkau lebih banyak orang dan memperkenalkan seni budaya dan prakarya kepada generasi muda yang lebih akrab dengan teknologi.”
Namun, penting juga untuk tetap memperhatikan nilai-nilai tradisional dalam seni budaya dan prakarya. Prof. Dr. I Wayan Dibia, seorang ahli tari tradisional Bali, menekankan bahwa meskipun kita hidup di era digital, kita tidak boleh melupakan akar budaya dan warisan nenek moyang kita. “Seni budaya dan prakarya adalah cerminan dari identitas dan nilai-nilai bangsa, kita harus menjaganya agar tetap hidup dan berkembang,” kata beliau.
Dengan kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian seni budaya dan prakarya di era digital, kita semua dapat berperan aktif dalam melestarikan warisan budaya yang berharga ini. Mari kita bersama-sama merawat dan mempromosikan kekayaan budaya Indonesia agar tetap bersinar dalam arus digital yang terus berkembang.