Karakter yang tangguh dan berdaya saing merupakan hal yang sangat penting di era digital saat ini. Menyadari pentingnya karakter ini, banyak ahli dan tokoh terkemuka memberikan pandangan mereka mengenai bagaimana cara membangun karakter yang tangguh dan berdaya saing di era digital.
Menurut Prof. Dr. Arief Budiman, seorang pakar psikologi dari Universitas Indonesia, karakter yang tangguh dapat dibangun melalui pendidikan dan latihan yang konsisten. “Karakter yang tangguh tidak hanya dibentuk oleh faktor genetik, tetapi juga dipengaruhi oleh lingkungan dan pengalaman individu. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk terus mengembangkan karakter yang tangguh melalui pendidikan yang baik,” ujar Prof. Arief.
Sementara itu, menurut Dr. Sinta Kaniawati, seorang ahli pendidikan karakter dari Universitas Pendidikan Indonesia, berdaya saing juga merupakan hal yang perlu diperhatikan dalam membangun karakter yang tangguh. “Di era digital ini, kita dituntut untuk memiliki kemampuan bersaing dengan orang lain secara sehat dan fair. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengembangkan karakter yang berdaya saing melalui pendidikan yang holistik dan berkelanjutan,” ujar Dr. Sinta.
Dalam konteks ini, pendidikan karakter menjadi kunci utama dalam membangun karakter yang tangguh dan berdaya saing di era digital. “Pendidikan karakter harus dilakukan secara terintegrasi dalam setiap aspek kehidupan, baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Hanya dengan pendidikan karakter yang baik, kita dapat menciptakan generasi yang tangguh dan berdaya saing di era digital ini,” tambah Prof. Arief.
Dengan demikian, membangun karakter yang tangguh dan berdaya saing di era digital bukanlah hal yang mudah, tetapi juga bukan hal yang tidak mungkin. Dengan pendidikan karakter yang baik dan konsisten, kita dapat menciptakan individu-individu yang mampu bersaing dan unggul di era digital ini. Sebagai masyarakat yang berbudaya, kita harus terus berupaya untuk mengembangkan karakter yang tangguh dan berdaya saing demi masa depan yang lebih baik.